
Tidak apa-apa…
Bahkan senja yang keindahannya tak terbantahkan pun terkadang juga muram. Ia tak selalu riang saat menyambut kedatangan malam. Terkadang kelam, menyungging beratnya awan hitam yang tak kunjung hilang hingga petang menjelang. Sesekali gerimis ringan turut menenggelamkan wajah indah yang telah digambarkannya sejak pagi datang, hingga lukisan cakrawala megahnya yang belum tuntas pun harus secepat itu terhapuskan.
Seindah dirinya tak selalu mendatangkan kekaguman, sebab terkadang celah-celah persaingan. Ada siang yang berlama-lama menampakkan diri bersama arakan awan, hingga menerbarkan butiran berlian di birunya lautan untuk mendecakkan kekaguman seluruh alam. Ada malam yang tak mau membiarkannya terlalu lama disanjung oleh banyak orang dan segera datang memperlihatkan bintang gemintang untuk merebut kembali pujian.
Sesekali, coba tataplah goresan rupanya saat ia hampir pergi. Keindahan yang dimilikinya memang terbilang singkat sekali, namun demikian ia sangat tau diri. Meski sekejap di ujung hari ‘tuk melengkapi kehadiran mentari, tetapi, wajah teduhnya sangat dirindui, datangnya seringkali dinanti. Ku rasa telah digenggamnya seuntai keyakinan dalam diri: bahwa atas izin Pemiliknya, ia ‘kan datang lagi esok hari; atas ingin Penciptanya, ia pasti kembali –selama kehadirannya masih diingini.
Jadi, maukah kau belajar (lagi) bersamaku? Belajar darinya yang tetap mau berkawan dengan awan kelabu, meskipun lebih sering membuatnya terbelenggu. Belajar darinya yang selalu tau akan waktu, tentang seberapa lama harus merangkum sendu untuk kembali bercengkerama di sela gurat langit biru, lalu menciptakan lagi semburat warna-warni yang menyenangkan kalbu.
–self comfort.
Photo by Jacub Gomez on Pexels.com
sejuk sekali kata-katanya, Kak La ❤️
SukaDisukai oleh 1 orang
Terima kasih kak Ai 🤗❤
SukaDisukai oleh 1 orang
Sama-sama, Kak La 🤗❤️
SukaDisukai oleh 1 orang