Ku kira hujan semalam masih menyisakan genangan, namun seberkas sinar dari celah jendela mengabarkan bahwa rintiknya telah habis ditelan dahaga tanah gersang. Ku sibak tirai untuk memastikan, ternyata memang benar, kini hanya tertinggal ranting-ranting tumbang yang tersungkur di bahu jalan. Sedikit berantakan, namun sepertinya takkan menjadi penghalang bagi langkah-langkah yang nantinya berlalu lalang.
Pagi masih begitu lengang. Kemelut kabut yang tergenang di udara merebakkan hawa tenang. Ia semakin menegaskan bahwa prahara yang dicipta badai semalam telah menghilang, terganti oleh keheningan. Padahal, ku kira lembah masih tergenang, bukit masih terbenam. Agaknya angan yang tercipta semalam memang sedikit berlebihan membayangkan tentang betapa rumitnya keadaan, sebab kini mentari pagi menyeruak begitu riang di sela dedaunan ‘tuk hangatkan hati usai digigil hujan sepanjang malam.
Ternyata, semesta begitu cepat pulih dari amukan.
Belajarlah dari semesta, ceu latip. Jangan berlarut-larut. Pffttt~
SukaDisukai oleh 1 orang
Baik suhu 🙏
SukaSuka
Andai aku bisa menulis sekeren bait bait Itu….duh pasti aku…..hihihi
SukaDisukai oleh 1 orang
Andaikan saya juga bisa nulis petualangan traveling. Sayangnya bukan traveler wkwk
SukaSuka
Hahaha…yahhh sama sama punya keterbatasan ternyata….wkwkwk
SukaDisukai oleh 1 orang
“sawang sinawang” kalau kata orang Jawa 😅
SukaSuka
Njih leres mbak La..😂😂
SukaDisukai oleh 1 orang