
Untuk kesekian kalinya, ku lihat ia mulai berkemas karena sebentar lagi akan kembali bergegas. Sebelum berpamitan, tak luput ia titipkan seorang kawan yang diharap ‘kan senantiasa menemani hari-hari kita, hingga Allah ridho untuk kembali mempertemukan kita dengannya. Lalu, ia pun berpesan:
“Jagalah kawan ini sebaik mungkin. Kutitipkan padamu bukan untuk kau sudutkan di atas rak berdebu, bukan pula untuk kau diamkan dalam almari kaca yang hampa. Namun, sertakan dirinya bersama laju detakmu di setiap detik. Jadikan kalam-kalamnya yang indah sebagai teman untuk berbincang. Bercengkeramalah dengannya tak hanya di kala sempat agar hatimu tak sempit. Semoga Allah ridho menjadikan ia sebagai kawan terbaikmu.”
Ia tau pasti, bertapa beratnya untuk beranjak pergi. Namun betapa jauh lebih menyedihkannya lagi, jika setelah ia benar-benar pergi, ternyata mushaf ini hanya tersentuh satu tahun sekali.
Semoga, kita bukan termasuk golongan yang merugi…
Jelang 29 Ramadhan 1442 H
(Photo by fatemah khaled on Pexels.com)
Assalamualaikum, teman yang baik, judul yang indah. Terima kasih untuk menjadi ingatan diri. Semoga menjadi amal shaleh yaa, tulisannya… 🙂
SukaDisukai oleh 1 orang
Wa’alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh. Aamiin yaa Rab… Sejujurnya tulisan ini juga semata-mata sebagai pengingat untuk diri sendiri Mbak. Huhuu~
SukaDisukai oleh 1 orang
Iya, makanya pas baca jadi terharu, sebab teringatkan juga pada teman yang baik kita sepanjang masa yyaa.., ^^
SukaDisukai oleh 1 orang
Semoga kita juga bisa menjadi teman yang saling mengingatkan akan kebaikan yaa Mbak Yaaan ❤
SukaDisukai oleh 1 orang
♡ Aamiin ya Allah, semoga, semoga, semoga… ♡
SukaDisukai oleh 1 orang
Semacam perpisahan dari ramadan ya? Emang butuh reminder gini nih 😅
SukaDisukai oleh 1 orang
Iya bang. Ini juga jadi self reminder 😅
SukaSuka