Menanti Gilir Bergulir

© Samer Daboul on Pexels.com

Segala sesuatu yang tak berada pada tempatnya, tidak mungkin dipaksakan. Segala hal yang bukan menjadi haknya, tidak perlu dipertahankan. Segala perkara yang belum tiba pada waktunya, tidak bisa disegerakan. Semua… berada pada ruangnya, bersama dengan pemiliknya, berjalan pada masanya… Karena masing-masing punya momentum untuk menampakkan dirinya, sebagaimana doa-doa yang menunggu saat paling tepat untuk dikabulkan…

Aku, begitupun kamu, sama-sama tau segala rupa keinginan yang saling berjejal di penghujung malam. Berdesak-desakan dengan jutaan lain harap yang tak kalah menggetarkan. Namun di antara permintaan yang bersahut-sahutan, Allah tau mana yang harus didahulukan. Sebab itu, bangunlah sekuat-kuatnya keikhlasan sebagai pondasi atas doa yang digaungkan, tegakkan sekokoh-kokohnya kesabaran sebagai tiang penyangga keinginan, sehingga apabila bukan milik kita yang disegerakan, maka segala doa dan ikhtiar takkan mudah runtuh oleh kecewaan…

Kita berusaha, Allah berkuasa. Kita berikhtiar, Dia-lah yang menentukan. Kita hanya bisa mengawang, sementara ada Pemegang mutlak segala wewenang. Meski terkadang kenyataan tak sejalan dengan angan-angan, namun hati kita harus sepakat dengan ketetapan. Nanti akan ada saatnya doa-doa yang selalu meriuhkan akhir malam terjawab secara bergantian. Oleh karenanya, ikhlas dan sabar menjadi kunci utama sebuah penantian. Tak perlu tergesa… Semua ada masanya, bukan?

Mungkin, masih ada banyak hal menunggu untuk diselesaikan. Mungkin, bakti kita terlampau jauh dari standar tertunaikan. Mungkin, hati masih perlu berdamai dengan masa silam. Mungkin, kapasitas cinta untuk diri sendiri belum tercukupkan. Mungkin, hubungan dengan Tuhan membutuhkan banyak perbaikan. Mungkin, pengendalian terhadap jiwa masih terlalu berantakan. Mungkin, diri pun harus sampai pada tahap penerimaan ーsebelum menerima orang lain sebagai kawan. Dan mungkin… Yah, masih banyak sekali kemungkinan yang takkan usai untuk dijabarkan…

Kita tak pernah tau, akan sepanjang apa sebuah penantian. Maka janganlah terus menerus merisaukan. Sementara, biarkanlah masing-masing berjalan pada tempat yang berjauhan, hingga tiba waktu yang tepat untuk bertatap di persimpangan ーjika memang garis hidupnya saling bertautan.

Lebarkanlah jarak untuk sejenak saat langkah mendekat masih menemui banyak sekat. Terkadang, saling menjauh memang menjadi sebaik-baik keputusan…

(Gambar dan tulisan nggak nyambung. Nggak papa… Sudah biasa~)

25 pemikiran pada “Menanti Gilir Bergulir

  1. apalah artinya gambar teh latip. Yang penting mah tulisannya nyambung ke hati para pembaca. Sedaaap. wkwkwkk…

    Tulisannya keren, seprti biasanya (y)

    Disukai oleh 1 orang

      1. Sepertinya gitu Mba 🙈
        Walaupun nggak tau masing-masing detailnya gimana, tapi sepertinya inti dari permasalahan kita sama 😅

        Disukai oleh 1 orang

  2. Semangat menjadi bijaksana, Mbak Latifa. Tetap jujur pada perasaan lalu mensyukurinya. Kemudian, taruh harapan tertinggi pada-Nya. Yakin, ketetapan-Nya pasti indah. Dengan cara-Nya 🥺💙

    Disukai oleh 1 orang

Tinggalkan komentar