
Setiap manusia pasti pernah merasa kecewa, hanya sesalnya saja yang berbeda. Ada yang memilih bangkit untuk meneruskan langkah, namun ada pula yang berlama-lama larut dalam gelisah. Setiap orang pasti pernah bersedih, namun tak sama dalam mengecap pedih. Beberapa di antaranya mampu kembali tersenyum bahagia, di saat yang lain masih berkubang dalam derita. Setiap jiwa pasti pernah terluka, tetapi perihnya memang berlainan. Nyatanya, masih banyak yang mampu berjalan meski tertatih, walaupun tak sedikit yang terlalu cepat menyerah karena letih.
Duka dan lara dalam diri setiap manusia tak ada yang sama, masing-masing memiliki cara dalam menyikapinya. Namun untuk meredam atau meratap, merupakan sebuah pilihan. Menepilah barang sekejap untuk merenungkan sesaat. Perihal kekecewaan, semua pasti berpengalaman. Perihal sakit hati, semua pasti pernah melalui. Perihal luka, semua pasti pernah merasakannya. Jadi, bukan hanya kamu yang berduka. Bukan kamu saja yang menderita.
Kita ini, hanyalah seorang di antara milyaran manusia dan tak lebih dari setitik debu di luar biasa luasnya alam semesta. Jangankan duka dan bahagia, bahkan diri kita saja (hampir) tak terlihat dalam satu titik pucat dunia. Tak ada baiknya berlaku menjadi seseorang yang paling menderita. Berhentilah mengeluh dan janganlah terus menerus mengaduh, karena di luar sana banyak yang memilih ‘tuk tetap tangguh meski sesekali masih mengusap peluh.
Bersedih tak mengapa, namun… bersabarlah seluas-luasnya dan bersyukurlah sebanyak-banyaknya. Karena setiap luka pasti sembuh pada akhirnya. Hanya, waktunya saja yang berbeda.
Kamu pasti mampu menghadapi segalanya.
Photo by Aksonsat Uanthoeng on Pexels.com
Caranya berbeda setiap orang dalam menghadapi masalah.
Tegar ataukah lesu.
SukaDisukai oleh 1 orang
Iya, benar sekali~
SukaSuka