Sebenarnya kamu tau, bahwa rasa syukur dapat memperluas kelapangan dalam hati, menjernihkan keruhnya pikiran, dan membuat perasaan jauh lebih tenang. Tapi sayang, kamu seringkali lupa untuk melakukannya. Selalu mendongak ke atas dengan payah, padahal sebenarnya sudah lelah. Hampir lupa menengok ke bawah, sementara di sana ada banyaaak sekali hikmah. Futur, kufur. Sedangkan nikmat dan karunia tak ada yang bisa diukur. Terlalu sibuk membandingkan diri dengan yang lain, padahal semua sudah memiliki keberkahan dari porsinya masing-masing. Fokusmu lebih tertuju pada apa yang bukan milikmu, lalu mengabaikan nikmat yang ada di hadapanmu. Memang benar apa kata orang, keindahan semesta sungguh menyilaukan mata, hingga membuatmu tak henti mengejarnya. Bahkan tak jarang membuatmu lupa, bahwa sebenarnya Allah telah menjanjikan nikmat yang lebih luar biasa asalkan kamu menyadari bahwa dunia ini bukanlah surga, melainkan sebuah penjara.
Ah, dunia memang memikat… Namun, jangan sampai terikat.
(Menasehati diri sendiri memang tidak pernah mudah)
Merasa tertampar 😭 Suka lupa, kalau sabar dan syukur kunci untuk hidup tenang dan bahagia.
Tapi maaf Kak, aku sedikit bingung dengan kata terdasar di kalimat tanya. Atau itu seharusnya tersadar?
SukaSuka
Iyaa, kadang masih suka lalai. Lupa bersyukur 😫
Eh ternyata kebaca yang belum diedit tadi ya? Hehe…
Iya tadi sebelum diedit maksudnya tersadar. Maaf typo 😁
SukaSuka
Makasih tulisannya. 🌹
SukaDisukai oleh 1 orang
Terima kasih kembali 😊
SukaSuka